Abstract. Takdir himself, or S.T.A. as he used to sign his contributions, did his best, in the pre-war years of Pudjangga Baru, to give shape to this ideal of Bahasa Indonesia as the medium of a really new literature. Puisi Aku dan Tuhanku Sutan Takdir Alisjahbana: Tuhan, Kau lahirkan aku tak pernah kuminta Dan aku Puisi Kepada Anakku I Sutan Takdir Alisjahbana: Tiada tahukah engkau sayang Bunda Puisi Api Suci Sutan Takdir Alisjahbana. Selama nafas masih mengalun, Selama jantung masih memukul, Wahai api, bakarlah jiwaku, Biar mengaduh biar mengeluh. Seperti baja merah membara, Sutan Takdir Alisjahbana adalah salah satu sastrawan Angkatan Pujangga Baru. Alisjahbana lahir di Natal, Mandailing Natal, Sumatra Utara, pada tanggal 11 Februari 1908. Ia meninggal dunia pada tanggal 17 Juli 1994. Sebagai bahan telaah, berikut kami sudah merangkum beberapa contoh puisi karya Sutan Takdir Alisjahbana untuk anda baca. .

sutan takdir alisjahbana puisi